Minggu, 29 Maret 2015

KEPRIBADIAN MENURUT KOENTJARANINGRAT

KEPRIBADIAN MENURUT KOENTJARANINGRAT

Setiap individu memiliki sifat yang unik. Satu orang dengan orang yang lain memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian menunjuk pada pengaturan sikap-sikap seseorang untuk bertindak, berpikir, merasakan, cara berhubungan dengan orang lain, dan cara seseorang menghadapi masalah. Kepribadian sendiri terbentuk melalui proses sosialisasi yang panjang sejak kita dilahirkan. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat seseorang yang bisa berubah dan berkembang seiring proses sosialisasi yang dilakukan individu tersebut.
Koentjaraningrat, dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Antropologi I", menyatakan bahwa kepribadian adalah susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan  seseorang. Menurut Prof. Laksono dalam kuliah pengantar antropologi I  definisi kepribadian adalah membicarakan unsur-unsur kesadaran akal dan jiwa yang membuat kita menjadi pribadi yang unik dalam bertingkah laku. Definisi tersebut juga terdapat di dalam Buku Pengantar Ilmu Antropologi karangan Koentjaraningrat yang serupa dengan pengertian tentang kepribadian itu sendiri.
Unsur-unsur Kepribadian 

1. Disposisi mental
“Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep dan fantasi merupakan unsur-unsur pengetahuan seorang individu yang sadar” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 105 ). Dari hal tersebut kita bisa melihat bahwa di dalam hal kepribadian kita juga mengalami disposisi mental ketika individu itu sadar.

2. Apresepsi
Hasil pertemuan antara gambaran-gambaran yang lama dengan gambaran – gambaran yang baru. Apresepsi itu sendiri equivalen dengan persepsi. Dengan kata lain apresepsi itu adalah tindak lanjut setelah menentukan atau setelah terjadi disposisi mental.
 
3. Persepsi
Persepsi ini muncul ketika gambarn-gambaran yang lama dan baru kita fokuskan lebih jauh atau dengan kata lain gambaran yang dfokuskan secara intensif . Persepsi sendiri dilakukan setelah terjadi Apersepsi. Sedangkan persepsi biasanya terfokus pada “FAKTA”.
 
4. Konsepsi
Gambaran –gambaran abstrak yang kita miliki. Tentunya masih berkaitan dengan hubungan antar fakta.



5. Naluri
Perasaan yang terkandung dalam sistem organismenya atau tingkah laku yang sudah mendarah daging. Contoh : mahasiswa tidak lepas dari tas.

6. Perasaan
Ketika manusia memeiliki kehendak karena memiliki rasa untuk memiliki disaat itulah terjadi yang namanya emosi. Emosi ini sendiri muncul bisa positif bisa juga negatif.

7. Pengetahuan
Pengetahuan dapat memperkuat suatu pendapat karena yang dihasilkan adalah pengetahuan dan pengetahun itu bersifa selalu baru. 
 
8.  Fantasi
Gambaran atau khayalan seseorang yang dapat menimbulkan “kreatif”. Kreatif ini hubungan antara konsep dengan fantasi.
Kepribadian seseorang senantiasa berubah dan berkembang seiring dengan proses sosialisasi yang dilakukan orang tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang:




1. Faktor biologis
Setiap orang pasti memiliki warisan biologis yang berbeda dengan orang yang lainnya. Warisan biologis dapat berupa bentuk fisik yang berbeda antara satu orang dengan orang lain, bahkan pada anak kembar sekalipun. Karakteristik fisik seseorang dapat menjadi salah satu faktor penentu perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia memahami keadaan dirinya dan bagaimana ia diperlakukan dalam masyarakat. 
2. Factor geografis dan  kebudayaan khusus
 Letak geografis yang berbeda akan menghasilkan jenis kebudayaan yang berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir yang menghasilkan kebudayaan nelayan, masyarakat pedesaan yang akan menghasilkan kebudayaan petani, dan kebudayaan masyarakat kota. Letak geografis ini sebenarnya hanya merupakan karakteristik kepribadian umum dari suatu masyarakat dan tidak semua warga masyarakat termasuk di dalamnya. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa kepribadian umum adalah kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat atau anggota kelompok  yang hidup di dunia ini.
 
3. Faktor Pengalaman Kelompok
Sepanjang kehidupan seseorang, pasti ada kelompok-kelompok tertentu yang diserap gagasan-gagasan dan norma-normanya oleh seseorang. Kelompok keluarga adalah kelompok pertama yang akan dilalui oleh individu dan mungkin yang memiliki peranan paling penting bagi pembentukan kepribadian seseorang. Kelompok lain yang menjadi referensi individu dalam membentuk kepribadiannya adalah kelompok bermain. Peranan kelompok bermain ini akan semakin berkurang pengaruhnya seiring dengan pertambahnya usia seseorang Selain keluarga dan kelompok bermain, kelompok mejemuk juga memiliki peranan yang cukup besar bagi pembentukan kepribadian seseorang. Kelompo mejemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat yang sangat beraneka ragam. Bermacam-macam kelompok masyarakat ini mempunyai pendangan-pandangan yang berbeda dalam memandang nilai dan norma. Dalam keadaan perbedaan seperti ini, seorang individu hendaknya menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik bagi dirinya sehingga tidak terhanyut dalam arus perbedaan yang terjadi dalam masyarakat majemuk tempatnya berada.

4.   Faktor Pengalaman Unik


     Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu memiliki kepribadian yang sama. Hal tersebut disebabkan karena pengalaman yang pernah didapatkan oleh masing-masing individu selalu bersifat unik dan tidak ada seorangpun yang menyamainya. Itulah mengapa dua orang individu yang hidup pada lingkungkungan yang sama tidak akan menghasilkan kepribadian yang sama, bahkan pada seseorang yang lahir kembar sekalipun

Tidak ada komentar:

Posting Komentar