KEPRIBADIAN MENURUT KOENTJARANINGRAT
Setiap
individu memiliki sifat yang unik. Satu orang dengan orang yang lain memiliki
kepribadian yang berbeda. Kepribadian menunjuk pada pengaturan sikap-sikap
seseorang untuk bertindak, berpikir, merasakan, cara berhubungan dengan orang
lain, dan cara seseorang menghadapi masalah. Kepribadian sendiri terbentuk
melalui proses sosialisasi yang panjang sejak kita dilahirkan. Kepribadian
mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat seseorang yang bisa berubah dan berkembang
seiring proses sosialisasi yang dilakukan individu tersebut.
Koentjaraningrat,
dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Antropologi I", menyatakan
bahwa kepribadian adalah susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan
tingkah laku atau tindakan seseorang. Menurut Prof. Laksono dalam kuliah pengantar antropologi
I definisi kepribadian adalah membicarakan unsur-unsur kesadaran akal dan
jiwa yang membuat kita menjadi pribadi yang unik dalam bertingkah laku.
Definisi tersebut juga terdapat di dalam Buku Pengantar Ilmu Antropologi
karangan Koentjaraningrat yang serupa dengan pengertian tentang kepribadian itu
sendiri.
Unsur-unsur Kepribadian
1. Disposisi
mental
“Seluruh penggambaran, apersepsi, pengamatan, konsep dan
fantasi merupakan unsur-unsur pengetahuan seorang individu yang sadar” (
koentjaraningrat : 1981 : Hal 105 ). Dari hal tersebut kita bisa melihat bahwa
di dalam hal kepribadian kita juga mengalami disposisi mental ketika individu
itu sadar.
2. Apresepsi
Hasil pertemuan antara gambaran-gambaran yang lama dengan
gambaran – gambaran yang baru. Apresepsi itu sendiri equivalen dengan persepsi.
Dengan kata lain apresepsi itu adalah tindak lanjut setelah menentukan atau
setelah terjadi disposisi mental.
3. Persepsi
Persepsi ini muncul ketika gambarn-gambaran yang lama dan
baru kita fokuskan lebih jauh atau dengan kata lain gambaran yang dfokuskan
secara intensif . Persepsi sendiri dilakukan setelah terjadi Apersepsi.
Sedangkan persepsi biasanya terfokus pada “FAKTA”.
4. Konsepsi
Gambaran –gambaran abstrak yang kita miliki. Tentunya masih
berkaitan dengan hubungan antar fakta.
5. Naluri
Perasaan yang terkandung dalam sistem organismenya atau
tingkah laku yang sudah mendarah daging. Contoh : mahasiswa tidak lepas dari
tas.
6. Perasaan
Ketika manusia memeiliki kehendak karena memiliki rasa untuk memiliki disaat itulah terjadi yang namanya emosi. Emosi ini sendiri muncul bisa positif bisa juga negatif.
7. Pengetahuan
Pengetahuan dapat memperkuat suatu pendapat karena yang
dihasilkan adalah pengetahuan dan pengetahun itu bersifa selalu baru.
8. Fantasi
Gambaran atau khayalan seseorang yang dapat menimbulkan
“kreatif”. Kreatif ini hubungan antara konsep dengan fantasi.
Kepribadian seseorang senantiasa
berubah dan berkembang seiring dengan proses sosialisasi yang dilakukan orang
tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian seseorang:
1. Faktor biologis
Setiap orang pasti memiliki warisan biologis yang berbeda dengan orang yang
lainnya. Warisan biologis dapat berupa bentuk fisik yang berbeda antara satu
orang dengan orang lain, bahkan pada anak kembar sekalipun. Karakteristik fisik
seseorang dapat menjadi salah satu faktor penentu perkembangan kepribadian
sesuai dengan bagaimana ia memahami keadaan dirinya dan bagaimana ia diperlakukan
dalam masyarakat.
Letak geografis yang berbeda akan menghasilkan jenis kebudayaan yang berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir yang menghasilkan kebudayaan nelayan, masyarakat pedesaan yang akan menghasilkan kebudayaan petani, dan kebudayaan masyarakat kota. Letak geografis ini sebenarnya hanya merupakan karakteristik kepribadian umum dari suatu masyarakat dan tidak semua warga masyarakat termasuk di dalamnya. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa kepribadian umum adalah kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat atau anggota kelompok yang hidup di dunia ini.
3. Faktor
Pengalaman Kelompok
Sepanjang
kehidupan seseorang, pasti ada kelompok-kelompok tertentu yang diserap
gagasan-gagasan dan norma-normanya oleh seseorang. Kelompok keluarga adalah
kelompok pertama yang akan dilalui oleh individu dan mungkin yang memiliki
peranan paling penting bagi pembentukan kepribadian seseorang. Kelompok lain
yang menjadi referensi individu dalam membentuk kepribadiannya adalah kelompok
bermain. Peranan kelompok bermain ini akan semakin berkurang pengaruhnya
seiring dengan pertambahnya usia seseorang Selain keluarga dan kelompok
bermain, kelompok mejemuk juga memiliki peranan yang cukup besar bagi pembentukan
kepribadian seseorang. Kelompo mejemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat yang
sangat beraneka ragam. Bermacam-macam kelompok masyarakat ini mempunyai
pendangan-pandangan yang berbeda dalam memandang nilai dan norma. Dalam keadaan
perbedaan seperti ini, seorang individu hendaknya menentukan sendiri apa yang
dianggapnya baik bagi dirinya sehingga tidak terhanyut dalam arus perbedaan
yang terjadi dalam masyarakat majemuk tempatnya berada.
4. Faktor Pengalaman Unik
Dua orang yang hidup di lingkungan
yang sama, belum tentu memiliki kepribadian yang sama. Hal tersebut disebabkan
karena pengalaman yang pernah didapatkan oleh masing-masing individu selalu
bersifat unik dan tidak ada seorangpun yang menyamainya. Itulah mengapa dua
orang individu yang hidup pada lingkungkungan yang sama tidak akan menghasilkan
kepribadian yang sama, bahkan pada seseorang yang lahir kembar sekalipun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar